Review Crysis 3



Jika kita menyebut salah satu hal yang identik dengan nama Crysis selama ini, maka kualitas visual selalu menjadi salah satu nilai jual yang tidak bisa lepas darinya. Menggebrak industri game lewat CryEngine yang luar biasa, Crysis pertama memang harus diakui telah menggemparkan industri game itu sendiri. Sebelum kemunculannya, belum pernah ada sebuah game yang membuat platform terkuat sekalipun bertekuk lutut menyerah. Namun sayangnya, proses pengembangan yang didasarkan pada kualitas konsol membuat seri keduanya tidak sehebat yang dibayangkan, meninggalkan kekecewaan dan kritik dari banyak penggemar setianya. Sesuatu yang berusaha diperbaiki oleh Crytek di seri ketiga ini.
Jauh sebelum rilisnya, Crytek memang mengklaim banyak hal untuk seri ketiga yang diposisikan sebagai akhir dari trilogi ini, dari kehadiran beberapa karakter lawas, perubahan gameplay, hingga yang terpenting – usahanya untuk mencapai supremasi kembali secara visual. Untuk memastikan hal ini terjadi, mereka akan mengubah konsep pengembangan yang di seri kedua berbasis konsol, kembali ke pangkuan PC. Berhasilkah? Tentu saja. Setting terbaik yang ditawarkan oleh Crysis 3 akan membuat sebagian besar PC terkuat berteriak panik. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran akan kualitas visual seperti apa yang ia tawarkan.
Lantas, apakah ini menjadi satu-satunya nilai jual yang ia tawarkan? Ataukah Crysis 3 masih menyimpan segudang pesona yang lain? TheGamersID akan membahasnya lebih dalam  lewat review kali ini.

Plot







Welcome back, Prophet!
Sebagian besar dari Anda yang sempat memainkan Crysis 2 dan menamatkannya mungkin bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi antara Prophet dan Alcatraz. Bukankah Prophet sudah tewas di seri kedua, mengapa ia kembali menjadi karakter utama di seri ketiga ini? Prophet memang memberikan nanosuit-nya untuk Alcatraz di seri kedua dan tewas, namun pada akhirnya, semua memori dan identitasnya yang tersimpan di nanosuit tersebut tersinkronisasi dan “mengambil alih” sosok Alcatraz. Alhasil? Prophet “lahir kembali” dalam tubuh Alcatraz, sementara kesadaran Alcatraz sendiri sebagai individu lenyap. Oleh karena itulah, Anda menemukan Prophet kembali.
Persinggungannya yang intens dengan teknologi Ceph selama seri kedua membawa Prophet menyadari satu hal, eksistensi Alpha Ceph –  sebuah ras Ceph utama yang masih menjadi ancaman terbesar dunia. Bersama dengan comrade-nya yang lain, Prophet pun melacak dan berusaha menghancurkan Alpha Ceph, namun sayangnya ditundukkan oleh kelompok militer CELL. Tidak hanya sekedar kalah, semua pasukan pendamping Prophet yang masih memiliki nanosuit juga dikuliti, meminimalisir ancaman yang mungkin ditimbulkan untuk rencana dominasi CELL di masa depan. Namun untungnya, keunikan nanosuit yang dimiliki oleh Prophet membuat dirinya “selamat”dari proses memilukan yang satu ini. Prophet pun ditahan dalam sebuah tabung EMP dan diasingkan. Untungnya, para mantan penggunna Nanosuit seperti Psycho tetap berjuang untuk menyelamatkannya.






Setelah bangun dari tidurnya yang panjang – Prophet harus berhadapan dengan sebuah dunia yang berbeda, dunia yang kini jatuh di tangan monopoli dan dominasi CELL.
Prophet masih melihat Alpha Ceph sebagai ancaman terbesar, namun Psycho dan anggota Resistance yang lain melihat Prophet sebagai jalan keluar untuk mematahkan monopoli energi yang dilakukan oleh CELL.
The war begin!
24 tahun setelah event terakhir di Crysis 2, Psycho akhirnya berhasil menyelamatkan Prophet dari tangan CELL. Namun dunia telah berubah. Alih-alih terancam oleh invasi Ceph, dunia kini sedang menghadapi keserakahan dan monopoli energi yang tengah dilakukan oleh CELL, membuatnya menjadi organisasi dan perusahaan paling kuat di dunia . Prophet harus berhadapan dengan sebuah dunia yang berbeda, termasuk kota New York yang kini sudah luluh lantak dan diselubungi oleh sebuah kubah yang diklaim CELL untuk melindungi para penduduk dari serangan lanjutan Ceph – Nanodome. Pertarungan kepentingan pun terjadi. Prophet yang baru sadarkan diri masih bertahan dengan misinya untuk mencari dan menghancurkan Alpha Ceph, sementara Psycho melihat CELL sebagai ancaman yang lebih besar dan menjadikan Prophet sebagai satu-satunya senjata yang dapat diandalkan. Prophet akhirnya setuju untuk membantu menghancurkan CELL dan menjadikan System X – sumber energi utama CELL sebagai target utama. Namun apa yang terjadi? Eksplorasi System X justru membantu Prophet membawanya ke dalam misteri yang dalam akan eksistensi Alpha Ceph.






Bendungan yang krusial bagi CELL ini menjadi salah satu target utama Prophet dan kelompok pemberontak yang lain.
Apa yang sedang dilakukan oleh para Ceph ini?
Apa yang akan ditemukan oleh Prophet di System X? Apa itu sebenarnya Alpha Ceph? Semua jawaban dari pertanyaan ini dapat Anda temukan dengan memainkan Crysis 3 ini.
Lantas apa yang sebenarnya disimpan CELL di System X ini? Mampukah Prophet menemukan Alpha Ceph dan menghancurkannya, atau ia akan terus terjebak pada perang melawan dominasi CELL? Bagaimana akhir dan kesimpulan dari pertempuran selama tiga seri ini? Semua jawaban dari pertanyaan ini dapat Anda temukan dengan memainkan game yang satu ini.

Prepare Your Predator Bow!




Secara garis besar, tidak ada perbedaan yang signifikan di sisi gameplay Crysis 3 jika dibandingkan dengan seri-seri Crysis sebelumnya. Ia masih menjadi FPS standar yang “sederhana”
Jika kita membicarakan mekanisme gameplay yang ditawarkan oleh Crysis 3 ini, tidak banyak yang berubah. Anda masih akan terpaku pada sebuah game FPS sederhana yang akan meminta Anda untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya, menghabisi semua musuh yang ada, dan berusaha bertahan. Ada segudang senjata yang bisa Anda gunakan, baik yang Anda pungut dari tentara CELL ataupun teknologi senjata Ceph yang memang lebih kuat namun sayangnya, lebih lambat dengan kuantitas ammo yang sangat terbatas. Sementara untuk fungsi nanosuit-nya sendiri, Prophet masih memiliki kesempatan untuk mengakses kekuatan yang sama – Cloak untuk menghilang dan Armor untuk memberikan ekstra pertahanan terhadap peluru yang sama. Nanosuit juga masih memungkinkan Prophet untuk bergerak super cepat dan kuat.
Lantas apa yang membuat Crysis 3 ini jauh berbeda? Seolah jatuh pada tren mainstream yang kini tengah mengalir di industri game, Crytek juga menyuntikkan senjata panah dan busur untuk Prophet di seri terbaru ini. Terdengar absurd? Tenang saja, panah ini bukanlah senjata purbakala yang mungkin akan terlihat memalukan jika disandingkan dengan senjata CELL dan Ceph yang kian destruktif. Predator Bow adalah sebuah panah yang cukup kuat untuk memuat energi lemparan yang dapat dihasilkan oleh nanosuit Prophet yang luar biasa, membuatnya mampu menembus ragam armor apapun. Belum lagi Prophet juga bisa mengganti ujung panah ini untuk menghasilkan efek tertentu, seperti listrik dan ledakan. Bagian terbaik? Ia tidak memangsa energy Prophet sama sekali.



Salah satu yang membuatnya cukup berbeda hanyalah kehadiran Predator Bow, senjata mematikan yang mendukung aspek range untuk gamer yang mengandalkan gaya bermain stealth.
Walaupun menembakkannya dalam mode cloak, bow tidak akan memakan energy Prophet seperti halnya senjata berat yang lain.
Prophet juga dapat mengganti ujung bow ini dengan anak panah lain untuk menghasilkan efek tertentu. Contoh? Mata anak panah dengan lisrik untuk melumpuhkan musuh yang tengah berada di air.
Di masa lalu, fungsi cloak untuk nanosuit Prophet memang lebih banyak digunakan untuk menghindari ancaman yang berbahaya atau sekedar menetralisir ancaman yang memang dapat ditaklukkan secara melee. Namun di Crysis 3, gaya permainan stealth tumbuh lebih variatif berkat kehadiran Predator Bow ini. Berbeda dengan senjata lain yang akan “memangsa” energi Prophet ketika digunakan dalam mode stealh, Bow sama sekali tidak menciptakan konsekuensi seperti ini. Anda bisa menggunakannya dalam mode ini secara bebas dan menjadikannya sebagai ujung tombak untuk mendukung gaya stealth yang tentu lebih aman. Namun ingat, panah yang bisa Anda bawa benar-benar terbatas, hanya 9 buah. Pastikan setiap panah diluncurkan ketika Anda sudah merasa pasti akan ada nyawa yang tercabut, dan pastikan diri Anda mengambil setiap panah yang ada. That is the secret of maximizing the powerful Bow!
Namun sayang seribu sayang, maksimalisasi gaya permainan stealth ini justru “dihancurkan” oleh keputusan Crytek untuk menyuntikkan AI yang terlalu sensitif terhadap suara, bahkan hingga di batas absurd. Apalah arti sebuah melee kill dan panah yang meluncur pelan jika ia tetap berkonsekuensi membuat musuh yang berada di sekitar target Anda, bahkan di jarak yang cukup jauh selalu sadar dan berakhir waspada. Alih-alih membunuh semua musuh secara diam-diam, kemampuan cloak dan Predator Bow Anda justru lebih sering digunakan untuk mempertahankan diri ketika terlibat dalam pertempuran secara frontal, baik melawan para Cell dan Ceph. Untungnya, terlepas dari sensivitas terhadap suaranya yang luar biasa, AI dari beragam musuh yang Anda hadapi bisa dikalahkan dengan strategi tertentu.



Sayangnya, gaya permainan stealth Anda kemungkinan besar akan dikacaukan oleh sensitivitas AI yang terlalu tinggi terhadap suara. Walaupun Anda membunuh musuh dengan panah ataupun melee, musuh yang berada di kejauhan sekalipun anehnya, seringkali memergoki ada yang salah dengan teman mereka. Aneh..
Untungnya, dasar gameplay open-world khas Crysis masih tetap dipertahankan di seri ketiga ini. Anda masih memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang Anda butuhkan, dari sekedar berlari hingga bertempur habis-habisan untuk mencapai misi yang ada.
KABOOM!!
Walaupun tidak semasif game-game open world first person kebanyakan, Crysis 3 masih tetap mempertahankan pondasi gameplay-nya yang satu ini. Objektif memang terlihat begitu jelas dan ditunjukkan lewat sebuah indikator arah yang menunjukkan kemana Anda harus melangkah. Namun, bagaimana Anda ke sana? Ini masih menjadi keputusan dan kebebasan bagi gaya permainan Anda sendiri. Melewati berbagai alternatif jalan, keputusan untuk melawan atau lari dari setiap musuh yang Anda temui, atau menempuh side mission terlebih dahulu yang terkadang muncul? Semua cara dan langkah ini bergantung pada keputusan dan kemampuan Anda untuk menjalankannya.
Apalah arti melempar sebuah visualisasi memanjakan mata namun tidak mampu memaksimalkannya demi atmosfer permainan yang tepat? Lewat dramatisasi epik dan desain setting yang luar biasa, Crytek berhasil melakukan hal tersebut di Crysis 3. Dramatisasi dengan penuh gerak lambat dan ledakan serta tampak New York yang tak lagi ubahnya sebuah hutan membuat pengalaman Crysis yang cukup unik dibandingkan seri-seri sebelumnya. Crytek juga menambakan beberapa unsur permainan baru lewat hadirnya fitur berkendara, walaupun tidak terasa signifikan.

Modifikasi Nanosuit – Tekankan Eksplorasi




Memperkuat Nanosuit tidak lagi sesederhana membunuh Ceph dan mengumpulkan akumulasi point untuk membeli beragam upgrade yang ada. Di Crysis 3, Anda dipaksa untuk menempuh proses yang lebih kompleks.
Seperti halnya Crysis di seri sebelumnya, Anda juga berkesempatan untuk memperkuat nanosuit yang tengah dikenakan oleh Prophet. Namun, mekanismenya tidak lagi sesederhana membunuh Ceph dan mengambil intisarinya untuk memodifikasi senjata dan armor yang ada. Anda kini ditekankan untuk lebih banyak menjelajahi luasnya New York untuk mendapatkan item esensial yang dibutuhkan untuk memastikan hal tersebut dapat terwujud. Cara melakukannya? Gampang, Andalkan visor andalan Anda.
Dengan menekan tombol tertentu, Prophet dapat menggunakan visornya untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan lebih baik serta melakukan tagging untuk mendapatkan item-item yang memang krusial seperti ammo, charger untuk senjata Ceph, panah yang tercecer, hingga yang terpenting – item-item khusus yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan Nanosuit. Item ini akan berkontribusi pada point yang akan berfungsi sebagai mata uang untuk membuka kemampuan Nanosuit tertentu. Pastikan untuk tidak terburu-buru untuk menyelesaikan setiap misi yang ada dan luangkan waktu untuk setidaknya mencari upgrade krusial yang satu ini.



Gunakan visor Anda secara maksimal, tandai beragam item krusial, termasuk upgrade yang dibutuhkan untuk memperkuat Nanosuit Anda.
Beragam upgrade yang bisa Anda kenakan jika berhasil mengumpulkan poin yang dibutuhkan. Namun tidak aktif secara bersamaan, Anda hanya bisa mengaktifkan empat di antaranya secara bersamaan.
Berbeda dengan seri-seri sebelumnya pula lah, Anda tidak akan diperkenakan untuk menggunakan semua upgrade yang sudah Anda beli secara bersama-sama dalam sekali pakai. Anda hanya dibekali empat slot modifikasi yang akan memaksa Anda untuk memilih upgrade-upgrade mana saja yang paling krusial untuk digunakan. Namun tenang saja, mereka juga menyuntikkan shortcut yang mmungkinkan Anda untuk berganti kombinasi modifikasi kustomisasi secara instan. Tidak perlu diragukan lagi, mode seperti ini memungkinkan Anda untuk menciptakan Prophet yang lebih adaptif terhadap segala macam situasi.



Minimum Requirements

CPU: Dual core CPU
CPU Speed: Info
RAM: 3 GB
OS: Windows Vista, Windows 7 or Windows 8
Video Card: DirectX 11 graphics card with 1Gb Video RAM (Geforce GTS 450/Radeon HD 5770)
Sound Card: Yes

Recommended Requirements

CPU: Quad core CPU
CPU Speed: Info
RAM: 4 GB
OS: Windows Vista, Windows 7 or Windows 8
Video Card: DirectX 11 graphics card with 1GB Video RAM (Geforce GTX 560/Radeon HD 5870)
Sound Card: Yes

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 komentar:

Post a Comment